Liburan yang baik menurut islam
19.04 | Author: Unknown

Oleh Ahmad Sofwan Qudsy (KPI 2010)

Assalamuaikum wr wb.

Sahabat yang berbahagia, tidak terasa waktu terus berlalu zaman terus berganti, marilah kita junjung shalawat kepada baginda Rasulullah SAW. Sahabat mungkin sudah banyak yang ingin merenanakan liburan akhir tahun atau liburan sekolah mungkin liburan cuti kerja. Bagaimana islam memandang liburan? Nah mungkin sahabat ada yang bingung apakah liburan tidak diperbolehkan oleh islam atau seperti apakah liburan yang Islam anjurkan.

Islam agama fitrah dan seimbang. Islam menganjurkan pemeluknya untuk bekerja juga berlibur. Menyuruh untuk beribadah juga rahah atau refressing. Menggapai sukses di dunia juga sukses di Akhirat.

Berlibur pada dasarnya adalah mengalihkan waktu dengan melaksanakan kegiatan yang bertujuan rehat, atau menggunakan waktu dengan bersantai, terbebas dari rutinitas keseharian, namun tetap bernilai ibadah dan bermanfaat. Tidak ada yang sia-sia dalam setiap jenak-jenak kehidupan seorang muslim.

Bagaimana Islam memandang kegiatan yang tujuannya untuk tarwih atau refressing, seperti berlibur ini? Allah swt. berfirman berkaitan dengan anjuran untuk mengadakan perjalanan atau traveling di muka bumi (salah satu contoh bentuk kegiatan berlibur):

“Katakanlah: “Berjalanlah kamu (di muka) bumi, lalu perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang berdosa.” ( QS. An-Naml:96)

Karena itu Rasulullah SAW. bersabda: “Hendaknya (wajib) bagi kalian bekerja atau beramal yang tidak memberatkan. Demi Allah, sesungguhnya Allah tidak akan pernah bosan sampai kalian sendiri merasa bosan.” HR. Muslim.

Imam Abu Daud dalam kumpulan Marasilnya mengatakan: “Rehatkan jiwa kalian sesaat kemudian sesaat lagi.” Dalam Al-Jami’ Ash-Shagir, karya Imam As-Suyuthi.

Dalam riwayat panjang bahwa sahabat Hanzhalah ra. -beliau termasuk salah satu juru tulis Nabi saw.- dan sahabat Abu Bakar merasa dirinya munafik, di mana di depan Nabi mereka semangat beriman dan beribadah, namun jika mereka bertemu dengan keluarga, istri, atau anak-anak, menyebabkan mereka lupa. Sehingga keduanya menemui Nabi SAW. dan menceritakan kondisi tersebut. Maka Nabi bersabda: “Demi jiwaku yang berada dalam Genggaman-Nya, jika kalian senantiasa dalam kondisi berdzikir dalam segala kondisi sebagaimana ketika kalian bersama saya, maka para Malaikat akan menyalami kalian, di rumah-rumah kalian dan di jalan-jalan kalian. Akan tetapi wahai Hanzhalah, Sesaat demi sesaat. Beliau mengatakan ini tiga kali.” HR. Muslim.

Imam An-Nawawi mengatakan: “Rehatkan jiwa kalian dari rutinitas ibadah, dengan melakukan hal yang dibolehkan, yang tidak ada dosa tapi juga tidak berpahala.” Sahabat Abu Darda’ ra. menyatakan: “Sungguh, saya merefress jiwa saya dengan melakukan sebagian sendau-gurau atau permainan yang dibolehkan, agar saya kembali giat dalam melaksanakan kebaikan.” Sedangkan Imam Ali ra. berkata: Rehatkan hati kalian, karena hati juga merasa bosan sebagaimana jiwa kalian merasa capek dan bosan.”

Mari kita simak juga sabda Rasulullah saw. yang memperingatkan kepada kita agar bersikap seimbang dan tidak memberatkan diri: “Sesungguhnya agama ini mudah. Tiada orang yang memberatkan diri dalam urusan agama, kecuali ia akan dikalahkan. Maka mudahkanlah, mendekatlah, bergembiralah, dan gunakan sebaik mungkin waktu pagi, waktu sore dan sebagian waktu malam kalian -untuk memperbanyak kebaikan-.” HR. Bukhari.

Rasulullah SAW. sebagai panutan umat manusia memberi contoh bagaimana memanfaatkan waktu untuk rehat dan berlibur. Aisyah ra. meriwayatkan bahwa ayahnya, Abu Bakar bertandang ke rumah Aisyah, ketika itu dua budak Aisyah sedang bermain perang-perangan, pada hari-hari Mina. Sedangkan Nabi mengintip perbuatan keduanya di balik bajunya. Abu Bakar melarang keduanya melakukan hal tersebut. Maka Nabi membuka bajunya seraya bersabda: “Biarkan keduanya wahai Abu Bakar, Karena ini adalah hari-hari raya. Itulah hari-hari Mina.”

Dari nash-nash tersebut di atas bahwa Islam sangat memperhatikan keseimbangan dalam hidup; antara serius dan rehat, antara bekerja dan berlibur, antara beribadah dan rahah. Namun kedua kondisi yang berbeda ini bisa bernilai ibadah dan bermanfaat, tergantung niat dan bentuk kegiatannya. Sahabat ternyata liburan sendiri dianjurkan oleh agama Islam, meluangkan waktu untuk istirahat sangatlah penting karena tubuh kita membutuhkan refreshing (rehat).

Bahwa liburan bisa menjadi momentum untuk mengembalikan kehangatan keluarga bagi yang sudah berkeluarga atau juga mempererat pertemanan, setelah disibukkan dengan aktivitas rutin. Merefress otak, fisk juga ruhani. Dalam mengisi liburan, hendaknya ditentukan topiknya atau targetnya. Liburan diisi dengan kegiatan yang bermaanfat misalnya liburan dengan melakukan kegiatan pesantren kilat, liburan melakukan kegiatan sosial membantu sesama, liburan diisi untuk membantu orang tua dirumah. Liburan bisa dalam bentuk kegiatan liburan atau sarana refressing yang menyenangkan adalah menjalankan hoby olah raga, berenang, rihlah, berkemah, kumpul bareng di malam hari di pantai atau taman dan lain-lain. Tentu akan lebih bermakna jika acara itu didesain menyenangkan dan mendidik. Bahkan akan lebih berkesan jika dibarengi dengan adanya pembagian door price atau hadiah. “Saling berbagi hadiahlah kalian, maka kalian akan saling mencintai.” HR. Imam Bukhari.

Jika ingin liburan memiliki arti lebih atau lebih mempunyai makna lebih, liburan diisi dengan melaksanakan ibadah Umrah, atau ziarah ke Haram. Bahkan nilai ruhani dan pahala dalam pelaksanaan kegiatan ini berlipat ganda. Maka akan terasa berkesan liburan yang kita lakukan. Sebelum melakukan liburan alangkah baiknya sahabat melakukan persiapan yang bertujuan liburan kita berjalan sesuai dengan apa yang kita harapkan, menyenangkan dan bernilai lebih ada beberapa hal yang hendaknya kita persiapkan jauh-jauh hari, di antaranya:

Pertama, Merencanakan budget untuk liburan. Kita bisa memasukkan persiapan dana liburan sebagai salah satu tujuan keuangan kita. Persiapan ini setidaknya kita lakukan jauh-jauh hari; enam bulan sampai satu tahun sebelumnya.

Kedua, Buatlah tujuan berlibur dan susun acara yang menarik dan jelas. Dan usahakan tujuan dan acara itu tercapai dengan baik.

Ketiga, Tentukan objek liburan, lama liburan, dan tempat kita sekeluarga menginap selama liburan.

Keempat, Selesaikan pekerjaan kantor atau pekerjaan yang lainnya kita, sebelum kita dan keluarga berlibur, agar selama liburan, pikiran kita tidak terganggu dengan urusan pekerjaan.

Kelima, Jaga kesehatan kita dan keluarga sebelum liburan tiba.

Selamat melakukan liburan yang bermakna dan liburan yang baik tidak sia-sia,

|
This entry was posted on 19.04 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

2 komentar:

On 8 Mei 2015 pukul 19.38 , Unknown mengatakan...

muslim gaul? aku banget..hhe

Paket Wisata Lombok
Mutiara Lombok

 
On 11 Oktober 2018 pukul 23.35 , poris mengatakan...

sumber ?

 
Sumber : http://kolombloggratis.blogspot.com/2011/03/tips-cara-supaya-artikel-blog-tidak.html#ixzz2GbF76YOb